Cara Mengurus Negara Indonesia #Bagian1 #OcehanNgawur

ilustrasi inilah.com

Negeri ini sering di permasalahkan dengan sesuatu yang tidak kunjung habisnya, mulai dari masalah kemacetan di ibukota negara, itu sebagai contoh kecil saja. ada juga masalah tentang sebuah kesejahteraan rakyat, masalah hutang negara, masalah korupsi, infrastruktur yang cepat hancur, atau apalah.

ocehan kali ini akan membahas satu demi satu langkah ngawur untuk menuntaskan masalah yang ada, pertama masalah hutang negara yang tidak kunjung habis dan terus akan menjauhkan impian kita untuk masyarakat sejahtera, karena semakin banyak hutang negara maka semakin susah hidup rakyat ini. nah solusi untuk hutang negara ini bagaimana,,,? Ok , , negara kita terkenal dengan banyaknya subsidi di berbagai macam hal, sedikit-sedikit subsidi. dengan subsidi maka akan memperbesar anggran untuk menomboki kerugian yan telah di lakukan, contoh kecil, negara beli minyak ke pertamina harga 100 persen dan di jual dengan harga 90 persen saja ini sudah berapa menghabiskan anggaran yang ada.

tapi timbul pertanyaan, kalo subsidi di cabut waduh bisa sengsara ni rakyat kecil karena BBM mahal, tapi di sebalik itu jika subsidi ini terjadi berkala selama berpuluh tahun lamanya, mau sampai kapan negeri ini menghabiskan anggaran dan terus akan menumpuk hutang, jadi keadaanya neraca yang tidak seimbang antara pengeluaran dan pendapatan. okelah subsidi hanya untuk pengguna motor dan pengguna mobil tidak di subsidi, hal itu juga masih belum seimbang,

jadi intinya untuk membantu mengurangi hutang salah satunya cabut subsidi BBM. tapi masalahnya pemerintah berani atau tidak membuat itu, mungkin saya juga tidak berani wakakakkakakakak :P

oke dampak dari subsidi BBM yang kita tiadakan akan semakin banyak, pertama menekan kemacetan. Lho kenapa bisa, sekarang pemerintah malah menggencarkan adanya mobil murah, ini kan bahaya bisa semakin macet negeri ini, dengan BBM non subsidi tentu akan menekan pemakaian mobil secara berlebihan, ibaratnya pergi ke mesjid yang deket rumah aja jadi gak pake mobil karena BBM sudah mahal, itu contoh kecil saja dari hasil BBM non subsidi.

nah dampak lainnya adalah infrastruktur kita seperti jalan raya yang dulunya hanya bisa bertahan 5-10 tahun kini bisa 20 tahun lamanya, kenapa begitu, karena dampak bbm mahal tadi pengguna mobil semakin jarang jadi beban terhadap jalan semakin berkurang dan akan menambah umur jalan, coba bayangkan berapa banyak pengiritan anggaran negara ini, yang dulunya setiap tahun pasti ada aja jalan yang harus di perbaiki kini sudah tidak lagi. dengan begitu kita bisa membayar hutang-hutang negara yang ada. karena secara alami orang akan berpikir untuk beli mobil dan menggunakan mobil, nah jika anggaran untuk inprastuktur, BBM atau yang lainnya sudah ada penyusutan maka anggaran itu bisa di larikan ke sarana umum yang dinilai lebih efektif, maka negeri ini terhindar macet, karena pejalan kaki dan pengguna transfortasi umum lebih banyak, alangkah indahnya negeri ini seperti di luar negeri saja.

nah tapi jika bbm di cabut tentu dampak ke masyarakat kecil, ok dimana letak kesejahteraan rakyatnya, apapun ceritanya hutang negera dulu harus di selesaikan, agar semuanya bisa berjalan dengan lancar.
untuk kesejahteraan rakyatnya kita hitung dari yang terkecil saja dulu. contohnya parkir kendaraan, motor 1000 dan mobil 3000, dimana letak keadilan untuk kesejahteraan, motor yang kecil dan mobil yang besarnya bisa 6 x lipat besarnya motor cuma 3000, terus tingkat kenyamanan mobil lebih tinggi di banding motor, hal kecil ini saja sudah terlihat tidak ada kesetaraan dan keadilan, seharusnya parkir mobil bisa saja 15 ribu atau 25 ribu, dengan ini juga orang akan berfikir untuk naik mobil dengen keperluan yang tidak begitu penting, prinsipnya sudah punya mobil berarti orang berduit ya konsekuensinya bayar parkir 15 - 20 ribu juga tidak masalah. nah untuk parkir agar tidak terjadi korupsi, bagaimana caranya uang ini tidak melalui pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ?

ya semua pembayaran harus langsung masuk ke kas negara, bukan melalui tangan-tangan birokrasi yang tidak jelas, selama ini uang parkir kemana berapa persen yang masuk ke kas negara. nah jika kasusnya adalah mobil, langsung aja biar lebih simpel, kita hitung pengunaan mobil secara normal, anggaplah 5 kali penggunaan mobil dengan biaya parkir 20 x 5 berarti 100 ribu sehari untuk uang parkir, gak mau bayar gak usah pake mobil berarti kemacetan hilang, nah untuk simple nya, langsung di buat sistem pembayaran 1 tahun sekali, jadi jika rata 5 kali sehari penggunaan mobil langsung top up uang parkir ke kas negara atau sistem yang berhubungan langsung ke negara, intinya si pengguna tinggal top up dan bayar lewat bank. 100 ribu x 30 hari berarti 3 juta sebulan. uang masuk langsung ke kas negara. nah ini sebuah keadilan bukan orang biasa yang pakai motor cuma 1 2 ribu mobil 20 ribu. mampu beli mobil harus mampu beli BBM non subsidi dan mampu bayar parkir mahal, otomati kas negara ada pemasukan yang banyak itu baru dari segi parkiran, dan masih banyak lagi..

untuk pembahasan berikutnya akan ketemu di episode akan datang tentang mengurus negara indonesia versi orang ngawur