Register (Log in)
top gossip
more stories

more gossip
twitmud
latest news
photo sneak
have you read




more gossip
in the news

Sang Rembulan

Home » » Sang Rembulan

Sadar atau tidak semua dari kita pasti pernah merasakan sebuah hal yang sederhana tapi ternyata itu sangat bermakna, akan tetapi kebanyakan dari kita selalu merasakan hal itu ketika semua telah berlalu, telah hilang untuk beberapa dekade, kasian sekali, sebuah hal yang begitu berharganya di lupakan dan kemudian hari baru di ingat kembali, yang lebih sadis adalah bukan berusaha untuk mengingat tetapi banyak dari kita mengingatnya tanpa sengaja.

Nikmat tuhan itu akan selalu ada untuk semua manusia yang lahir di dunia, bahkan sejak kita masih berada di dalam kandungan sang ibu kita sudah bisa merasakan nikmat tuhan berada di sekeliling kita, mencambuk, menjambak, bahkan menampar ruang dan waktu yang kita lalui saat kita berada di tabir kasih sayang ibu dan tuhan.

Apakah hanya aku yang tidak pernah merasa puas, adakah diluar sana, yang pergi terkatung-katung mencari sebuah kepuasan yang tidak kunjung datang, meski telah terlihat di ufuk mata sebuah cahaya kepuasan, namun hal itu akan musnah setelah semua bisa di raih, dan aku merasakan hal yang sangat tidak wajar, yaitu tanpa rasa puas.

Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan, begitulah kalimat yang pernah aku baca dan ku renungi setiap aku berada di dalam keheningan, kesunyian, tanpa kedamaian. adakah di sana, di seberang samudra yang mengalami fatamorgana semu seperti aku. ku rasa tidak, mungkin semua orang sudah merasa puas dengan apa yang ia inginkan, dan banyak di antara kehidupa ini mereka menjadi orang yang menerima akan kehendak yang telah di berikan,

dan aku memang beda, selalu mengejar tanpa kepuasan, perasaan puas itu merasuki dalam nadi darah ku bahkan ke pembuluh darah yang paling kecil. dia terus merasuki dan berbicara kepadaku, hey bung, jangan sampai disini saja, kau pasti bisa merasakan hal yang lebih baik lagi, ayo bangkit dan kejarlah apa yang ingin kau rasakan saat ini juga, dan aku akan selalau mendampingimu. wow,, sebuah bisikan yang memacu adrenalin ku saat itu,

malam semakin dingin, menyengat seluruh sendi tulang ku yang semakin rapuh, dan aku terus menggantungkan daya khayal ku di atas sinar purnama, semua penuh harapan agar aku bisa kembali ke masaku dan dan ingin memperbaiki segala hal yang pernah aku lakukan, dan aku akan menjadi sang juara di mata kepuasan dunia, namun sayang, aku lemah dan rapuh.

di kegelapan ruang kecil aku berdoa agar tuhan selalu mendengar apa yang aku impikan, dan tidak mengartikan ocehan ku sebagai kekufuran terhadap nikmatnya, bukan berarti aku tidak bersyukur, aku sangat bersyukur karena telah di lahirkan kedunia yang penuh tantangan dan semua menjadi hal terindah yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, aku sangat yakin tuhan pasti mendengar dan memberikan ku sebuah jembatan, tapi bukan seperti itu kerja tuhan, tuhan pasti akan menebar kerikil di jalan ku, agar aku bisa berfikir dan menjadikan kerikil sebagai jembatan untuk masa depan ku bukan penghalang jalan.

Kini rembulan sudah tua renta, bahkan sangat kusut wajahnya bagai jerami yang tak terurus oleh tuannya. begitulah wajah hidupku yang semakin tidak terarah, semoga tuhan tidak pernah bosan akan khayalan dan ocehan ku..